Menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran atau amar ma’ruf nahi mungkar adalah tuntutan agama. Menurut sebahagian ulama, tanpa amar ma’ruf nahi mungkar, syariat agama tidak akan lancar, bahkan para rasul diutus untuk mengajak umatnya kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. Tanpanya, kemungkaran akan bermaharajalela, kerosakan akhlak berada di mana-mana, maksiat akan menjadi kebiasaan, yang akahirnya mengundang kemurkaan Allah.
Allah SWT berfirman:
وَلَقَد بَعَثنَا فِي كُلِّ أُمَّة رَّسُولًا أَنِ ٱعبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَ فَمِنهُم مَّن هَدَى ٱللَّهُ وَمِنهُم مَّن حَقَّت عَلَيهِ ٱلضَّلَٰلَةُ فَسِيرُواْ فِي ٱلأَرضِ فَٱنظُرُواْ كَيفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلمُكَذِّبِينَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl: 36).
2. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah salah satu sifat Rasulullah SAW yang disebutkan pada kitab-kitab terdahulu, sehingga melayakkan kita mencontohi akhlak baginda.
Allah berfirman:
ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِيَّ ٱلأُمِّيَّ ٱلَّذِي يَجِدُونَهُۥ مَكتُوبًا عِندَهُم فِي ٱلتَّورَىٰةِ وَٱلإِنجِيلِ يَأمُرُهُم بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَىٰهُم عَنِ ٱلمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيهِمُ ٱلخَبَٰئِثَ وَيَضَعُ عَنهُم إِصرَهُم وَٱلأَغلَٰلَ ٱلَّتِي كَانَت عَلَيهِم فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِي أُنزِلَ مَعَهُۥٓ أُوْلَٰئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ
“(Iaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-A’raf: 157).
Amar makruf nahi mungkar adalah sifat dan ciri yang paling menonjol dari orang yang beriman, sifat inilah yang membezakan mereka dengan golongan yang lainnya.
Allah berfirman:
وَٱلمُؤمِنُونَ وَٱلمُؤمِنَٰتُ بَعضُهُم أَولِيَاءُ بَعض يَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰئِكَ سَيَرحَمُهُمُ ٱللَّهُ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيم
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71).
Amar makruf nahi mungkar adalah peluang umat Nabi SAW mencari kejayaan akhirat, seperti firman Allah SWT:
وَلتَكُن مِّنكُم أُمَّة يَدعُونَ إِلَى ٱلخَيرِ وَيَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَأُوْلَٰئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali-Imran: 104).
Dengan adanya sifat amar makruf nahi mungkar, keamanan akan dapat dizahirkan, kemungkaran dapat dikurangkan dan azab Allah SWT dapat dihindari.
Kisah dalam AlQuran membuktikan azab Allah SWT berlaku kepada Bani Israil dahulu ketika mereka tidak mencegah kemungkaran dalam masyarakat. Tsunami dan gempa bumi yang berlaku di Palu, Donggola di Sulawesi baru-baru ini adalah ulangan kepada peristiwa lampau yang tidak dijadikan panduan oleh manusia.
Kisah dalam AlQuran membuktikan azab Allah SWT berlaku kepada Bani Israil dahulu ketika mereka tidak mencegah kemungkaran dalam masyarakat. Tsunami dan gempa bumi yang berlaku di Palu, Donggola di Sulawesi baru-baru ini adalah ulangan kepada peristiwa lampau yang tidak dijadikan panduan oleh manusia.
Daripada artikel asal https://www.hisbah.net/pentingnya-amar-maruf-nahi-mungkar-dalam-islam/
No comments:
Post a Comment
Jejak yang ditinggalkan